Pernyataan:
Sehat Indonesia berusaha menyaring dan hanya menyajikan informasi yang bermutu, namun setiap pandangan atau pendapat yang disajikan dalam portal ini adalah tanggung jawab masing-masing penulis.

Informasi di portal ini tidak bertujuan untuk menjadi pengganti diagnosis medis komprehensif. Semua konten, termasuk teks, grafik, gambar dan informasi, yang terdapat pada atau tersedia melalui portal sehat indonesia adalah sebagai informasi umum dan analisa pembanding. Semua informasi dapat berubah tanpa pemberitahuan.

Sehat indonesia tidak bertanggung jawab atas isi saran/diagnosa/terapi/kursus/jasa maupun informasi lainnya yang diperoleh dari praktisi kesehatan, produk maupun situs afiliasi (link) melalui portal ini.

Karbohidrat dan Gula Jadi Penyebab Kegemukan


Banyak orang yang menjaga tubuh tetap langsing dan sehat dengan mengurangi atau tidak mengkonsumsi daging maka bisa , bahkan dalam petunjuk-petunjuk diet negara barat pun untuk mengurangi konsumsi daging dan menambah konsumsi sayur-sayuran berserat tinggi Tetapi dalam kenyataannya di Indonesia banyak orang yang mengikuti pola diet negara barat tetapi gagal untuk melangsingkan tubuhnya. Setelah melalui pengamatan tidak susah untuk diamati bahwa sumber masalah orang Indonesia tidak 100% sama dengan orang barat.

Jika kita pergi ke restoran barat kita akan menemukan bahwa orang barat mengkonsumsi daging dan alkohol dalam jumlah yang cukup besar, permasalahan ini tidak terdapat pada orang Indonesia pada umumnya. Permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia adalah konsumsi karbohidrat dan gula yang relatif besar. Mulai dari teh manis, penambahan gula dalam jumlah cukup banyak pada masakan, jajanan manis dan juga gorengan yang dibuat dari tepung dengan jumlah minyak yang cukup besar. Jenis-jenis makanan ini lebih jarang di negara barat yang rasa nya relatif lebih tawar dibanding orang Indonesia yang lebih suka ”manis”. Yang menjadi pertanyaan banyak orang adalah apa hubungan antara karbohidrat dan gula dengan lemak yang menyebabkan kegemukan.

Karbohidrat dan glukosa adalah sumber energi utama manusia yang harus dikonsumsi secara cukup untuk menjaga aktivitas tubuh agar tidak kekurangan energi. Sisanya sebagian kecil membentuk glikogen dalam liver, sebagian lainnya dipergunakan untuk membentuk cholestrol, dan sisanya disimpan sebagai trigliseride dalam jaringan lemak.  Proses tersebut dibantu oleh hormon insulin yang diedarkan dalam darah dan merangsang jaringan-jaringan tubuh untuk menyerap dan mempergunakan gula darah.Tetapi pada saat jaringan- jaringan tersebut jenuh maka mereka tidak mampu menyerap gula darah lagi meskipun kadar insulin di dalam darah tinggi.

Adapun bahaya dari kegemukan adalah penumpukan lemak dalam pembuluh darah yang menyebabkan ia mengeras dan kehilangan kelenturannya untuk menyesuaikan kondisi dan tekanan darah yang berubah sesuai dengan aktifitas kita. Akibatnya adalah penyumbatan pembuluh darah yang bisa menyebabkan jantung dan stroke embolic. Atau mudah pecahnya pembuluh darah yang akan mengakibat stroke perdarahan. Dan juga diabetes tipe 2 yang akan menyebabkan berbagai kerusakan padaorgan dalam(misal: syaraf, mata, ginjal, jantung dan pembuluh darah, dll)

Adapun diet dengan mengurangi konsumsi gula dan karbohidrat ini pernah dikemukakan oleh seorang spesialist jantung USA Dr. Robert Atkins dimana dia berhasil mengobati dirinya sendiri dari obesitas yang dideritanya. Tetapi mendapat tentangan dari dokter-dokter lain pada waktu itu. Tetapi sekarang waktu telah membuktikan bahwa cara dietnya tetap paling efektif untuk mengatasi obesitas dan penyakit lain yang dihasilkan olehnya. Sekarang diet ini dikenal dengan nama Atkins diet.

Oleh karena itu selain membatasi konsumsi lemak dari daging dan minyak ada baiknya kita mencoba untuk mengurangi konsumsi gula dan karbohidrat dari gorengan tepung ataupun kerupuk. Perbanyaklah  memakan daging tanpa lemak, sayur mayur, dan yang tidak kalah penting adalah olahraga untuk menggunakan cadangan kalori kita yang berlebihan sehingga tidak menumpuk sebagai lemak. Mencegah adalah lebih baik daripada mengobati. Karena sesuatu yang telah rusak tak akan bisa kembali sempurna seperti yang baru. (Stanislaus Hatta - 汤道光, Bachelor of Chinese Medicine)