4 Cara Tepat Merawat Tali Pusat Agar Cepat Puput

Melihat sisa tali pusat pada bayimu yang baru lahir mungkin membuat cemas. Tenang, kamu tidak sendiri. Banyak orang tua baru merasa khawatir tentang bagaimana cara merawat tali pusat agar cepat puput, kering, dan tidak infeksi. Perawatan yang tepat adalah kunci untuk memastikan area pusar bayi sembuh dengan sempurna dan aman.

Sisa tali pusat atau puntung tali pusat adalah jaringan yang tersisa setelah tali pusat, yang selama di dalam kandungan menyalurkan nutrisi dari ibu ke janin, dipotong saat lahir. Jaringan ini akan mengering, mengerut, menghitam, dan akhirnya lepas (puput) dengan sendirinya. Proses ini biasanya memakan waktu 1 hingga 3 minggu.

Tugas utamamu adalah menjaga area ini tetap bersih dan kering untuk mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhan alami. Lupakan cara-cara lama yang tidak terbukti secara medis, dan ikuti panduan modern yang direkomendasikan para ahli kesehatan berikut ini.

1. Jaga Kebersihan Area Tali Pusat (Prinsip Utama)

Menjaga kebersihan adalah fondasi utama dalam merawat tali pusat. Namun, “bersih” di sini tidak berarti harus digosok atau diberi berbagai macam antiseptik. Justru, pendekatan minimalis adalah yang terbaik.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), perawatan tali pusat modern menganut prinsip perawatan kering terbuka. Artinya, area tali pusat cukup dibiarkan terbuka dan kering tanpa perlu dibalut kasa steril terus-menerus, kecuali ada indikasi medis tertentu.

Langkah-langkah Membersihkan Tali Pusat:

  • Cuci Tangan Dahulu: Sebelum menyentuh area tali pusat bayi, pastikan kamu sudah mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Ini adalah langkah paling krusial untuk mencegah transfer kuman.
  • Gunakan Air Matang dan Kapas: Jika area tali pusat kotor karena terkena urine atau feses, bersihkan dengan lembut. Gunakan kapas atau cotton bud yang telah dibasahi air matang hangat.
  • Keringkan dengan Sempurna: Setelah dibersihkan, keringkan area tersebut dengan sangat lembut menggunakan kain kasa steril atau kapas kering. Cukup ditepuk-tepuk perlahan, jangan digosok. Pastikan tidak ada sisa air yang tertinggal di lipatan kulit sekitar pusar.

“Rekomendasi terkini adalah ‘dry cord care’ atau perawatan tali pusat kering. Penggunaan antiseptik seperti alkohol atau povidone-iodine tidak lagi direkomendasikan untuk penggunaan rutin karena dapat memperlambat waktu lepasnya tali pusat dan berpotensi mengiritasi kulit bayi.” – American Academy of Pediatrics (AAP)

2. Pastikan Tali Pusat Selalu Kering

Kelembapan adalah musuh utama dalam proses pengeringan tali pusat karena dapat menjadi media ideal bagi bakteri untuk berkembang biak. Oleh karena itu, menjaga area ini tetap kering sama pentingnya dengan menjaganya tetap bersih.

Cara Menjaga Tali Pusat Tetap Kering:

  • Atur Posisi Popok: Ini adalah trik sederhana namun sangat efektif. Selalu lipat bagian atas popok ke bawah, sehingga tidak menutupi atau menggesek tali pusat. Hal ini memastikan sirkulasi udara berjalan baik dan tali pusat tidak terkena urine. Saat ini, beberapa merek popok khusus bayi baru lahir (newborn) sudah memiliki desain lekukan di bagian depan untuk area tali pusat.
  • Mandi Spons (Sponge Bath): Selama tali pusat belum puput, hindari merendam bayi di dalam bak mandi. Pilihlah metode mandi seka atau mandi spons. Cukup seka seluruh tubuh bayi dengan waslap basah yang hangat, dan hindari area tali pusat terkena air secara langsung.
  • Pakaian Longgar: Kenakan pakaian yang longgar dan terbuat dari bahan yang menyerap keringat seperti katun. Hindari memakaikan baju model bodysuit atau gurita yang menekan area perut dan tali pusat, karena dapat menyebabkan area tersebut lembap dan memicu iritasi.

Memberikan sirkulasi udara yang maksimal adalah kunci untuk mempercepat proses pengeringan secara alami.

cara melipat bagian atas popok untuk memberi ruang bagi tali pusat agar tetap kering dan terkena udara
Cara melipat bagian atas popok untuk memberi ruang bagi tali pusat agar tetap kering dan terkena udara

3. Biarkan Puput Secara Alami (Jangan Ditarik!)

Rasa gemas dan tidak sabar mungkin membuatmu ingin menarik sisa tali pusat yang terlihat sudah hampir lepas. Jangan pernah melakukannya! Memaksa tali pusat untuk lepas sebelum waktunya dapat menyebabkan pendarahan, rasa sakit pada bayi, dan membuka jalan bagi infeksi.

Anggap saja sisa tali pusat seperti keropeng pada luka. Ia memiliki jadwalnya sendiri untuk lepas. Proses ini menandakan bahwa jaringan kulit di bawahnya telah sembuh dan siap.

Apa yang Terjadi Setelah Puput?

  • Tampilan Normal: Setelah tali pusat puput, pusar bayi mungkin akan terlihat sedikit kemerahan atau ada sedikit cairan bening/kekuningan selama beberapa hari. Ini adalah bagian dari proses penyembuhan.
  • Bercak Darah: Sedikit bercak darah kering pada popok atau baju saat tali pusat lepas adalah hal yang wajar.
  • Perawatan Lanjutan: Tetap jaga kebersihan dan kekeringan area pusar selama beberapa hari ke depan sampai benar-benar sembuh total. Kamu sudah bisa memandikan bayi di bak mandi setelah pusar terlihat benar-benar kering dan sembuh.

4. Kenali Tanda-Tanda Infeksi (Kapan Harus ke Dokter)

Meskipun jarang terjadi jika dirawat dengan benar, infeksi pada tali pusat (omfalitis) adalah kondisi serius yang memerlukan penanganan medis segera. Mengetahui gejalanya akan membuatmu lebih waspada dan bisa bertindak cepat.

Berikut adalah tabel perbandingan antara proses penyembuhan normal dan tanda-tanda infeksi yang harus diwaspadai.

Kondisi Penyembuhan Normal Tanda Infeksi (Waspada!)
Kulit Sekitar Pusar Warna kulit normal, tidak ada pembengkakan. Kemerahan dan bengkak yang menyebar di sekitar pangkal tali pusat.
Cairan/Nanah Mungkin ada sedikit cairan bening atau sedikit noda kekuningan pada pangkalnya. Keluar nanah kental berwarna kekuningan atau kehijauan dan berbau tidak sedap.
Bau Tidak berbau atau sedikit berbau anyir saat akan puput. Mengeluarkan bau busuk yang menyengat.
Pendarahan Hanya sedikit bercak darah kering saat akan atau baru puput. Pendarahan aktif yang terus merembes dari pangkal tali pusat.
Reaksi Bayi Bayi tidak merasa kesakitan saat area tersebut disentuh dengan lembut. Bayi menangis atau tampak kesakitan saat area pusar disentuh.
Kondisi Umum Bayi Bayi aktif, menyusu dengan baik, suhu tubuh normal. Bayi menjadi rewel, demam, lesu, atau tidak mau menyusu.

Jika kamu menemukan salah satu atau lebih dari tanda-tanda infeksi di atas, jangan tunda untuk segera membawa bayi ke dokter anak atau unit gawat darurat terdekat.

Mitos dan Fakta Seputar Perawatan Tali Pusat

Banyak sekali nasihat turun-temurun tentang perawatan tali pusat. Sayangnya, tidak semuanya benar dan bahkan beberapa bisa berbahaya. Mari kita luruskan!

Mitos 1: Oleskan alkohol agar cepat kering dan steril.
Fakta: Seperti yang dijelaskan sebelumnya, praktik ini sudah ditinggalkan. Penelitian dari Cochrane Library menyimpulkan bahwa perawatan kering justru membuat tali pusat puput lebih cepat dibandingkan dengan penggunaan alkohol, yang bisa memperlambat proses dan mengiritasi kulit.

Mitos 2: Bubuhkan koin atau benda lain agar pusar tidak bodong.
Fakta: Ini sangat berbahaya! Menekan pusar dengan koin, plester, atau gurita tidak akan mencegah pusar bodong (hernia umbilikalis) dan justru meningkatkan risiko infeksi secara signifikan karena benda tersebut kotor.

Mitos 3: Beri ramuan herbal atau bedak agar tidak bau.
Fakta: Jangan pernah membubuhkan apapun (bedak, jamu, abu, atau ramuan lain) pada tali pusat. Bahan-bahan ini bisa menjadi sarang kuman, menyebabkan infeksi, dan memicu tetanus, yang sangat fatal bagi bayi.

Menurut Kementerian Kesehatan RI, “Tali pusat tidak boleh dibubuhi apa pun. Prinsipnya adalah bersih dan kering. Cukup bersihkan dengan air bersih yang matang dan kasa steril bila kotor.”

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Berikut beberapa pertanyaan yang kami himpun, antara lain:

1. Berapa lama tali pusat bayi akan puput?

Umumnya, tali pusat akan mengering dan lepas dengan sendirinya (puput) dalam waktu 1 hingga 3 minggu setelah bayi lahir. Namun, rentang waktu ini bisa bervariasi pada setiap bayi.

2. Apakah normal jika ada sedikit darah saat tali pusat puput?

Ya, sedikit bercak darah kering pada popok atau area pusar adalah hal yang normal saat tali pusat akan atau baru saja lepas. Ini mirip dengan keropeng luka yang terlepas. Namun, jika pendarahan aktif dan tidak berhenti, segera hubungi dokter.

3. Bolehkah membersihkan tali pusat dengan alkohol?

Rekomendasi medis terkini tidak lagi menyarankan penggunaan alkohol untuk membersihkan tali pusat. Penelitian menunjukkan bahwa membiarkannya kering secara alami (perawatan kering) justru dapat mempercepat proses puput dan tidak meningkatkan risiko infeksi. Alkohol bisa mengiritasi kulit bayi yang sensitif.

4. Apa itu granuloma umbilikalis?

Granuloma umbilikalis adalah benjolan kecil berwarna merah muda atau kemerahan yang mungkin muncul di dasar pusar setelah tali pusat lepas. Ini adalah jaringan parut yang tumbuh berlebih dan biasanya tidak berbahaya, namun memerlukan evaluasi dokter untuk penanganan yang tepat, seperti pemberian obat oles.

Kesimpulan

Merawat tali pusat bayi sebenarnya sangat sederhana. Kuncinya ada pada empat hal: jaga kebersihan, pastikan selalu kering, biarkan sirkulasi udara lancar, dan bersabar menunggunya puput secara alami. Hindari praktik-praktik tradisional yang tidak terbukti secara medis dan berpotensi membahayakan.

Selalu ingat untuk mencuci tangan sebelum merawat bayi dan kenali tanda-tanda infeksi. Dengan perawatan yang tepat, pusar si kecil akan sembuh dengan baik, menjadi kenang-kenangan pertama dari perjalanannya di dunia.

Daftar Referensi

  • American Academy of Pediatrics. (2022). Caring for Your Baby’s Umbilical Cord. HealthyChildren.org. Diakses dari https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/bathing-skin-care/Pages/Care-of-the-Umbilical-Cord.aspx
  • Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). (2017). Perawatan Tali Pusat Bayi Baru Lahir. Diakses dari https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/perawatan-tali-pusat-bayi-baru-lahir
  • Kementerian Kesehatan RI. (2021). Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat.
  • Liaw, C., & Lim, S. (2023). Umbilical cord care. Dalam UpToDate. Diakses pada 29 Juli 2025, dari https://www.uptodate.com/contents/umbilical-cord-care
  • World Health Organization (WHO). (2018). WHO recommendations on postnatal care of the mother and newborn. Geneva: World Health Organization.
5/5 - (4 votes)

Bidan Kompeten - Alumni penugasan Nusantara Sehat Team Based Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sangat Direkomendasikan