MASAK SAYA MENGGODA LAKI-LAKI?!
Ibu tiga anak ini sangat cantik dengantubuh berbalut gamis dan kepala ditutup jilbab. Ia datang ke klinik atas saran suaminya. “Ini adalah upaya terakhir saya. Kalau terapi dengan Ibu tidak membawa perubahan, maka saya ceraikan isteri saya,” ujar sang suami melalui telepon.
Sebaga suami ia tidak tahan lagi bertahun-tahun melihat isterinya suka menggoda laki-laki. “Dia nggak pernah bisa mengendalikan matanya supaya tidak mengundang perhatian pria,” sang suami memberikan contoh ketika mereka makan di restoran.
Sementara sang isteri, sebutlah namanya Siti, merasa dirinya tidak pernah berbuat seperti dituduhkan suaminya. “Apalagisaya sudah berpakaian seperti ini,” ujar Siti.
Apa yang terjadi? Informasi di pikirans adar tidak selalu sama dengan bawah sadar. Bahkan ketika seorang klien begitu yakin akar masalahnya adalah A, biasanya geleng-geleng kepala usai terapi karena dugaannya meleset jauh.
Di kursi terapi Siti tidak bisa menyembunyikan apa yang sesungguhnya dia alami. Pikiran bawah sadar Siti mengungkapkan,ketika usianya belum 10 tahun ia mengalami pelecehan seksual dari paman yang tinggal serumah.
Sejak itu tertanam program di pikiran bawah sadar Siti bahwa tubuhnya boleh dijadikan objek seks, seperti dicontohkan pamannya. Maka Siti membiarkan, membolehkan dan menyediakan tubuhnya dilecehkan pria.
Setelah remaja dan dewasa, walaupun Siti membaca di majalah pentingnya “menjaga keperawanan” tapi hubungan intim rutin dilakukan bersama pacar-pacarnya, dengan teman pacarnya, dan temannya lagi dan lain-lain dan lain-lain.
“Sudah... sudah... terlalu banyak, saya nggak bisa menghitung lagi...” ujar Siti ketika saya tanya dengan siapa saja dia berhubungan intim. Program diri objek seks itu terus berlanjut walau sudah bersuami.
Apa yang perlu kita pelajari dari pengalaman Siti?
1. Pahami,betapa panjang dan dalam rangkaian luka yang bisa ditimbulkan akibat perbuatan iseng terhadap anak-anak.
2. Orangtua sebaiknya jangan percaya saja dan menjadi tidak waspada terhadap perilaku orang dewasa yang dekat dengan anak-anak.
3. Jangan lagi dengan gampang melemparkan judgment atas perilaku orang lain, karena kita sekarang tahu, barangkali mereka sendiri tidak menyadari program yang tertanam di masa lalu. Ingat, pikiran bawah sadar yang mengendalikan sikap dan keputusan hidup kita. Seperti yang terjadi pada Siti. @