Pernyataan:
Sehat Indonesia berusaha menyaring dan hanya menyajikan informasi yang bermutu, namun setiap pandangan atau pendapat yang disajikan dalam portal ini adalah tanggung jawab masing-masing penulis.

Informasi di portal ini tidak bertujuan untuk menjadi pengganti diagnosis medis komprehensif. Semua konten, termasuk teks, grafik, gambar dan informasi, yang terdapat pada atau tersedia melalui portal sehat indonesia adalah sebagai informasi umum dan analisa pembanding. Semua informasi dapat berubah tanpa pemberitahuan.

Sehat indonesia tidak bertanggung jawab atas isi saran/diagnosa/terapi/kursus/jasa maupun informasi lainnya yang diperoleh dari praktisi kesehatan, produk maupun situs afiliasi (link) melalui portal ini.

Bagaimana Terapi Herbal Dapat Membantu Membasmi Kanker?


Dewasa ini semakin banyak orang yang menggandrungi terapi alamiah, khususnya menggunakan herba lokal (Jamu) maupun impor. Sebut saja isu yang sempat “menggemparkan” para pemerhati pengobatan kanker, yaitu tentang khasiat daun sirsak yang dikatakan dapat membasmi sel kanker sampai ribuan kali lebih kuat dari kemoterapi. Sampai-sampai untuk beberapa waktu harga daun sirsak melejit berkali lipat dan sulit dicari. Sebelum itu, juga pernah beredar isu khasiat mengkudu, buah merah, sarang semut, makota dewa yang disinyalir dapat membasmi sel-sel kanker. Benarkah demikian?

Sesungguhnya berbagai herbal termasuk yang disebutkan di atas memang telah diteliti di laboratorium secara invitro (di dalam tabung reaksi) berefek menghambat perkembangan sel kanker. Namun sesungguhnya apa yang terjadi di dalam tabung reaksi belum tentu terjadi juga di dalam tubuh manusia. Karena lingkungan keduanya jauh berbeda.

Dalam kenyataannya, herbal sudah digunakan untuk mengobati kanker sejak ribuan tahun silam di dunia timur. Hingga kini, dalam ilmu kesehatan tradisional timur dikenal herba tertentu memiliki efek mengecilkan bahkan melenyapkan benjolan tumor jinak maupun ganas. Contohnya sudah disebutkan di atas. Herba lainnya, seperti kunyit, temulawan, jahe, bawang putih, jali, kulit jeruk, mampu menaikkan nafsu makan, meningkatkan daya tahan tubuh melawan sel ganas. Jadi, dalam ramuan untuk mengobati pasien kanker biasanya terdapat gabungan beberapa (bahkan belasan atau puluhan) jenis herba yang bekerja secara sinergistik. Sebab pasien kanker khususnya di stadium lanjut memiliki banyak keluhan, seperti tidak nafsu makan, mual, nyeri, lemah tak bertenaga, dll. yang perlu diobati supaya kualitas hidupnya menjadi lebih baik. Sedangkan bagi pasien stadium lebih awal terapi herbal juga bermanfaat guna mencegah penyakitnya berkembang ataupun kambuh menyebar.

Keluhan mual, tidak nafsu makan, lemah, selain disebabkan oleh penyakit kankernya, juga dapat disebabkan terapi yang diterima, khususnya kemoterapi dan radioterapi. Maka untuk mengurangi efek samping kemoterapi maupun radioterapi, perlu diberikan tambahan ramuan herbal yang berefek mengatasi mual dan tak nafsu makan, sekaligus menambah energi dan daya tahan tubuh.

Pasien dan keluarganya sering bertanya kepada dokter, makanan jenis apakah yang sesuai bagi pasien kanker? Untuk menjawab ini, perlu diketahui bahwa makanan ada yang bersifat panas (yang) dan ada yang bersifat dingin (yin). Bahan makanan yang bersifat panas, misalnya jahe, kayu manis, cengkeh, dll. cenderung merangsang aktivitas sel jaringan tubuh, sehingga vitalitas naik, aktif bergerak, jantung berdetak lebih kuat, makan lebih banyak, tenggorokan dan mulut lebih kering. Sebaliknya untuk makanan yang bersifat dingin, misalnya akar alang-alang, sirih, melon, lida buaya, dll. berkhasiat meredakan panas dalam dan sesuai untuk mengatasi feses kering, mulut kering, demam, jantung berdebar, dan tanda panas lainnya.

Demikian perkenalan singkat tentang peranan herba dalam pengobatan pasien kanker. Sampai jumpa dalam pembahasan berikutnya dengan topik aktual yang lain. (Willie J)