Pernyataan:
Sehat Indonesia berusaha menyaring dan hanya menyajikan informasi yang bermutu, namun setiap pandangan atau pendapat yang disajikan dalam portal ini adalah tanggung jawab masing-masing penulis.

Informasi di portal ini tidak bertujuan untuk menjadi pengganti diagnosis medis komprehensif. Semua konten, termasuk teks, grafik, gambar dan informasi, yang terdapat pada atau tersedia melalui portal sehat indonesia adalah sebagai informasi umum dan analisa pembanding. Semua informasi dapat berubah tanpa pemberitahuan.

Sehat indonesia tidak bertanggung jawab atas isi saran/diagnosa/terapi/kursus/jasa maupun informasi lainnya yang diperoleh dari praktisi kesehatan, produk maupun situs afiliasi (link) melalui portal ini.

Mengapa Diet Raw Food Dianggap Lebih Sehat?


Mencapai hidup sehat bahagia dan berumur panjang, adalah kemampuan dan alami bagi setiap manusia . Kita sering mendengar nasehat seperti ini dari para dokter, ahli, praktisi atau orang tua bijak yang banyak tahu. Konon manusia diciptakan tidak hanya sempurna, namun juga didukung dan dilengkapi oleh alam dan lingkungan sekitar yang saling mendukung. 

Di pihak lain kita terus dijauhkan dari konsep kehidupan ideal ini karena terus diganggu dengan kesibukan sehari-hari. Manusia modern telah kehilangan kontak dengan bawaan kita yang menyatu dan saling melengkapi dengan alam semesta. Manusia jadi semakin mudah jatuh sakit. Sementara itu banyak hewan yang masih hidup serasi dengan alam, hanya makan santapan mentah dan tidak pernah berkonsultasi dengan para dokter, dukun atau pakar new age tentang cara hidup aktif dan sehat, tidak menderita banyak penyakit yang ditanggung oleh banyak manusia. 

Sekarang banyak anggapan bahwa orang yang mengkonsumsi makanan mentah yang "masih hidup"  dan organik juga dapat bebas dari kebanyakan penyakit dan memiliki tingkat energi yang lebih tinggi. Sebab tubuh kita sebenarnya tidak dirancang untuk menjadi tempat pembuangan makanan yang mati. Makanan yang telah diolah dan dimasak adalah makanan yang sudah mati dan itulah yang paling banyak kita santap.  Maka dari itu kita harus membayar mahal karena telah mengabaikan hukum alam. 

Dari sudut pandang ilmiah, semua makanan yang dimasak akan kehilangan  enzim yang penting untuk penyerapan dan pencernaan makanan. Enzim adalah " kekuatan hidup ", energi yang terkandung dalam makanan alami yang sangat penting untuk semua proses kimia dalam tubuh kita. Bila makanan dipanaskan di atas 45° C enzim mulai dihancurkan dan setelah makanan dipanaskan lebih dari 50 ° C enzim benar-benar hancur . Menyantap makanan yang telah "mati" tanpa enzim ini akan memberikan beban pada pankreas serta organ lainnya. Organ-organ ini harus kerja keras, bahkan lembur, yang akhirnya akan amat melelahkan. Kebanyakan orang secara bertahap merusak pankreas mereka dan pada usia lanjut kehilangan sebagian besar kemampuan pencernaannya setelah seumur hidup menyantap makanan olahan. 

Pada tahun 1930, penelitian pengaruh antara makanan dimasak/diolah dibandingkan mentah dan alami pada sistem kekebalan tubuh telah diuji dan didokumentasikan oleh sekelompok peneliti yang dipimpin Dr Paul Kouchakoff di Lausanne, Swiss. Penemuannya adalah bahwa setelah seseorang makan makanan yang dimasak, maka tubuhnya segera merespon dengan meningkatkan jumlah sel darah putih. 

Ini adalah fenomena yang dikenal sebagai "leukositosis pencernaan", di mana ada peningkatan jumlah leukosit - sel darah putih - setelah makan. Tak ada yang tahu mengapa jumlah sel darah putih akan meningkat setelah makan, ini tampaknya seperti sebuah respon pada stres: tubuh entah kenapa bereaksi pada sesuatu yang berbahaya seperti infeksi, tercemar bahan kimia beracun, atau kena trauma. 

Para peneliti Swiss di Institut Kimia Klinik ini menguji berbagai jenis makanan dan menemukan bahwa makanan mentah yang tidak diolah tidak menyebabkan reaksi dalam darah jika dimakan. Tubuh melihat mereka sebagai  "makanan ramah". Namun jika kita menyantap makanan sama yang telah dipanaskan melampaui suhu (berbeda untuk setiap makanan) tertentu, atau diolah (ditambah bahan kimia, dll), maka akan menyebabkan reaksi negatif dalam darah, reaksi yang sama ini juga ditemukan ketika tubuh diserang oleh patogen atau trauma berbahaya. Reaksi ini dinamakan "leukositosis patologis". 

Tidak semua pakar setuju dengan diet raw food. Para dokter pengobatan tradisional Tiongkok kurang setuju dengan hanya memakan makanan mentah yang cenderung dingin (Yin). Namun sebagaian lagi berargumentasi bahwa sebenarnya tidak semua makanan mentah itu dingin, jahe dan cabe misalnya adalah makanan jenis panas (Yang) walau disantap mentah. Maka diet raw food tidak berarti makan mankan Yin melulu.

Bagi saya diet makanan hidup sudah pasti memberikan energi ekstra sepanjang hari dan memperlancar pencernaan. Raw food juga lezat dan dapat dikombinasikan dengan makanan masak sehingga menu makanan kita akan jadi lebih bervariatif. Apalagi sekarang juga ada banyak yang menyediakan kelas raw food, dan resep raw food yang mudah diunduh dari internet. (L, WP, dari berbagai sumber)