Pernyataan:
Sehat Indonesia berusaha menyaring dan hanya menyajikan informasi yang bermutu, namun setiap pandangan atau pendapat yang disajikan dalam portal ini adalah tanggung jawab masing-masing penulis.

Informasi di portal ini tidak bertujuan untuk menjadi pengganti diagnosis medis komprehensif. Semua konten, termasuk teks, grafik, gambar dan informasi, yang terdapat pada atau tersedia melalui portal sehat indonesia adalah sebagai informasi umum dan analisa pembanding. Semua informasi dapat berubah tanpa pemberitahuan.

Sehat indonesia tidak bertanggung jawab atas isi saran/diagnosa/terapi/kursus/jasa maupun informasi lainnya yang diperoleh dari praktisi kesehatan, produk maupun situs afiliasi (link) melalui portal ini.

Adiksi Narkotika: Diketahui untuk Dihindari


Adiksi narkotika, apa penyebab utamanya?

Semua zat yang termasuk narkotika menimbulkan adiksi(ketagihan) yang pada gilirannya berakibat pada dependensi(ketergantungan). 
Zat yang termasuk narkotika memiliki sifat sebagai berikut : 
a. keinginan yang tidak tertahankan terhadap zat yang dimaksud dan kalau perlu dengan jalan apapun utk memperolehnya
b. kecenderungan untuk menambah takaran(dosis) sesuai dengan toleransi tubuh, untuk memperoleh efek yg sama
c. ketergantungan psikologis apabila pemakaian zat dihentikan akan menimbulkan gejala2 kejiwaan spt kegelisahan, cemas, depresi, dan sejenisnya.
d. ketergantungan fisik, apabila pemakaian zat dihentikan akan menimbulkan gejala fisik yang dinamakan gejala putus zat(withdrawal symptoms) seperti flu, sakit badan. dsb.

Hal-hal tersebut di atas dapat menyebabkan seorang menderita adiksi dan terjebak pada ketergantungan. Zat narkotika menyebabkan interaksi pada tempat sasaran dalam suatu sistem biologik di otak sehingga menyebabkan ketergantungan yang sulit untuk dilepaskan. 

Adakah ciri-ciri orang yang mudah terjebak adiksi? Apa saran agar tdk terjebak adiksi?

Dalam penelitian, orang yang lebih mudah terjebak adiksi adalah orang yang mengalami gangguan kejiwaan, gangguan kepribadian, kecemasan, dan depresi yang disebut sebagai faktor predisposisi. Kemudian ada faktor kontribusi seperti kondisi keluarga, keutuhan keluarga, kesibukan orangtua, dan hubungan interpersonal dalam keluarga. Dan yang ketiga faktor pencetus yaitu pengaruh teman, kelompok dan zat itu sendiri, ketersediananya dan mudahnya memperoleh zat tersebut. Interaksi ketiga faktor di atas mengakibatkan seorang mempunyai yang resiko lebih besar. 

Zat-zat lain di luar narkotika tidak mudah memenuhi kriteria di atas. 

Apakah obat-obatan pencegah adiksi juga akan menjadi adiksi baru?

Sangat mungkin obat-obat yang diberikan untuk pengganti zat narkotika dapat menimbulkan ketagihan baru, untuk itu diperlukan program pengobatan yang tepat dan terpadu. 
 
Lingkungan yang dapat mempengaruhi anak/remaja terjerat narkotika: 
 
Anak atau remaja hidup dalam 3 kutub:
a. Kutub keluarga/rumah tangga
Suasana kehidupan keluarga yang tidak kondusif bagi perkembangan jiwa anak adalah hubungan orangtua yang buruk dengan anak mempengaruhi suasana kejiwaan anak dan dapat lari terjebak dalam narkotika.
b. Kutub sekolah/kampus
Sarana sekolah yang tidak kondusif dengan suasana belajar mengajar misalnya daerah rawan dekat pusat perbelanjaan, hiburan, dan sejenisnya sangat mempengaruhi. Pendidikan agama dan budi pekerti juga mempengaruhi pastinya.
c. Kutub sosial/masyarakat
lingkungan sosial yang tidak sehat merupakan faktor terganggunya perkembangan jiwa kepribadian yang mengarah perilaku menyimpang yang pada gilirannya terlibat penyalahgunaan zat.

Jika terjebak adiksi sebaiknya konsultasi dengan ahli jiwa dan terapi rehabilitasi.(dr. Iwan Halim)