Apakah Anda bisa tetap bahagia, walau terkena kanker? Tentu,setidaknya demikian kata Betty Rollin, mantan penderita kanker payudara, dalambukunya “Here’s the Bright Side”.
“Aku bangun suatu pagi dan menyadari betapa bahagianyadiriku. Agak aneh memang. Bukan karena aku tidak punya segala macam yang bisamembuat bahagia: cinta, pekerjaan, kesehatan, uang, dan semua hal yanglumrahnya bisa bikin bahagia. Yang aneh adalah, aku menyadari bahwa sumberkebahagiaanku di atas segalanya adalah kanker. Karena kanker membuatkumenyadari betapa indahnya masa-masa dalam hidupku sebelumnya.”
Kesadaran ini sungguh unik. Namun memang banyak penderitasakit parah akhirnya dapat menemukan kebahagiaan justru karena lebih dapatmenghargai semua yang baik dalam hidup mereka.
Menurut BettyRollin, sering kali orang yang menderita sakit parah tiba-tiba dapat melihatsisi cerah dalam kegelapan. Merekaseperti mendapat kejutan bisamelihat segala sesuatu dengan pandangan yang lebih positif. Baik akhirnyasembuh maupun tidak, pengalaman sakit parah itu memberikan perspektif barudalam hidup penderitanya dan juga orang-orang sekitarnya. Seolah antenna merekamenjadi lebih peka ketika dihadapkanpada ancaman kematian.
Tapi ini tidak berarti bahwa perang melawan kanker itumenyenangkan. Frustrasi, kemarahan dan kesedihan adalah reaksi yang umumterjadi pada penderita kanker. Penyakit ini memaksa penderitanya untu selaluberhitung soal umur. Dan ini tentunya mengaduk-aduk emosi dan fisik seseorang,bahkan seringkali berujung kematian.
Seorang wanita dengan kanker ovarium yang tak tersembuhkan mengatakan pada The New York Times: “Buatku, setiap hari adalah petualangan.Aku tidak akan membiarkan apapun membuatku seah atau kuatir. Saya hidup untuk hari ini, dan ini belum pernah saya jalani sebelumnya. Percaya atau tidak, sayamerasa lebih bahagia sekarang dibandingkan sebelum saya divoni kanker.”
Bukan hanya penderitanya, orang di sekitarnya pun seringkalijuga mendapat hikmah dari keadaan tersebut. Ada seorang wanita, yangmendampingi ibunya penderita kanker rahim dan akhirnya meninggal di usia 49tahun, akhirnya menjadi lebih peka pada kebutuhan orang lain. Ia selalumelakukan segala sesuatu berdasarkan keinginan membina hubungan baik denganteman dan keluarga, serta menebarkan aura cinta kasih.
HIDUP KEDUA
Lance Armstrong tetap sanggup memenangkan Tour de Francesetelah paru-paru dan otaknya terserang kanker.
“Ada 2 Lance Armstrong, sebelum dan sesudah kanker,”tulisnya dalam memoir yang ditulisnya tahun 2001. “Lance Armstrong yang lamatelah mati, dan kini saya diberi kesempatan hidup kedua.” Kini Armstrongmembentuk yayasan untuk membantu para penderita kanker melewati hidup dari harike hari.
“Kanker adalah hal terindah dalam hidupku,” tulisnya juga.“Aku tidak tahu bagaimana aku bisa terkena penyakit ini, tetapi yang jelaskanker telah memberikan keajaiban dalam hidupku dan aku tak akan menghindaridarinya.” (MK)