Pernyataan:
Sehat Indonesia berusaha menyaring dan hanya menyajikan informasi yang bermutu, namun setiap pandangan atau pendapat yang disajikan dalam portal ini adalah tanggung jawab masing-masing penulis.

Informasi di portal ini tidak bertujuan untuk menjadi pengganti diagnosis medis komprehensif. Semua konten, termasuk teks, grafik, gambar dan informasi, yang terdapat pada atau tersedia melalui portal sehat indonesia adalah sebagai informasi umum dan analisa pembanding. Semua informasi dapat berubah tanpa pemberitahuan.

Sehat indonesia tidak bertanggung jawab atas isi saran/diagnosa/terapi/kursus/jasa maupun informasi lainnya yang diperoleh dari praktisi kesehatan, produk maupun situs afiliasi (link) melalui portal ini.

Pikun atau Menderita Demensia?


"Sudah mulai pikun, ya?" Begitulah anggapan umum jika Anda lupa bahwa kaca mata yang sedang dicari sebenarnya ada diatas kepala. Pikun, yang secara umum diartikan sebagai penurunan mental, sering dianggap sebagai suatu hal normal dari proses penuaan. Saya sendiri bisa berkali-kali disuruh makan nenek hanya dalam beberapa menit, jika sedang menjenguknya. Tapi nenek bukan sekedar "sudah pikun", nenek saya menderita Demensia.

Orang dengan Demensia mungkin memiliki masalah dengan memori jangka pendek; sering mencari hp atau dompet, lupa bayar tagihan, kesultan mengingat janji atau linglung waktu bepergian. 

Demensia adalah istilah yang menggambarkan berbagai gejala yang berhubungan dengan penurunan memori atau keterampilan berpikir yang cukup parah, sehingga dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Banyak jenis Dimensia, Alzheimer menyumbang 60-80 % dari semua kasus. Sedangkan Demensia Vaskular yang terjadi setelah stroke, adalah jenis Demensia paling umum di urutan kedua. Ada banyak kondisi lain peyebab gejala Demensia, termasuk beberapa yang dapat reversibel, seperti masalah yang disebabkan oleh tiroid dan kekurangan vitamin. 

Penyebab Demensia

Berbagai jenis Demensia disebabkan oleh kerusakan sel-sel tertentu di wilayah otak tertentu. Otak memiliki banyak wilayah yang masing-masing bertanggung jawab menjalankan fungsi yang berbeda. Jika sel-sel di area tertentu rusak, maka kemampuan otak untuk berkomunikasi satu sama lain terganggu. Ketika sel-sel otak tidak dapat berkomunikasi secara normal, maka kemampuan pikiran, perilaku, perasaan dan gerakan seseorang dapat terpengaruh.

Walau sebagian besar kerusakan sel otak penyebab demensia adalah permanen dan terus memburuk seiring waktu, kemampuan ingatan dan berpikir yang disebabkan oleh kondisi-kondisi sebagai berikut masih dapat ditingkatkan jika ditangani:
- Depresi
- Efek samping obat
- Kelebihan penggunaan alkohol
- Masalah tiroid
- Kekurangan vitamin 

Diagnosis Demensia

Belum ada satu tes khusus untuk menentukan apakah seseorang menderita demensia. Dokter biasanya menditeksi penyakit Demensia berdasarkan sejarah medis, pemeriksaan fisik, tes laboratorium, perubahan karakteristik dalam berpikir, dan perilaku sehari-hari. Dokter dapat menentukan bahwa seseorang menderita Demensia dengan tingkat akurasi tinggi, namun sulit untuk menentukan dengan tepat jenis Demensia yang diderita. Ini karena gejala dan perubahan otak dari demensia satu dengan yang lain sering tumpang tindih. Bila ini terjadi, maka penderita harus berkunjung ke ahli saraf atau gero-psychologist.

Pengobatan dan perawatan
 
Pengobatan Demensia tergantung pada jenisnya. Demensia progresif, di mana gejala mulai keluar perlahan dan bertahap serta kondisi terus membruruk seperti pada Alzheimer, tidak ada obat dan pengobatan yang dapat memperlambat atau menghentikan proses perkembangannya. Namun ada terapi obat yang dapat memperbaiki gejala sementara. Obat-obatan yang sama digunakan untuk mengobati Alzheimer kadang-kadang juga digunakan untuk membantu penyembuhan  jenis Demensia lainnya. Terapi tanpa obat juga dapat mengurangi beberapa gejala demensia.

Jangan abaikan bila Anda atau orang yang dicintai mempunyai masalah memori atau perubahan lain dalam kemampuan berpikir. Konsultasi ke dokter segera untuk menentukan penyebabnya. Evaluasi para ahli dapat mendeteksi apakah kondisi penderita masih dapat diobati. Diagnosis dini memungkinkan seseorang untuk mendapatkan manfaat maksimal dari perawatan yang tersedia dan masih dapat merencanakan masa depan. (L, MK, dariberbagai sumber)