Pernyataan:
Sehat Indonesia berusaha menyaring dan hanya menyajikan informasi yang bermutu, namun setiap pandangan atau pendapat yang disajikan dalam portal ini adalah tanggung jawab masing-masing penulis.

Informasi di portal ini tidak bertujuan untuk menjadi pengganti diagnosis medis komprehensif. Semua konten, termasuk teks, grafik, gambar dan informasi, yang terdapat pada atau tersedia melalui portal sehat indonesia adalah sebagai informasi umum dan analisa pembanding. Semua informasi dapat berubah tanpa pemberitahuan.

Sehat indonesia tidak bertanggung jawab atas isi saran/diagnosa/terapi/kursus/jasa maupun informasi lainnya yang diperoleh dari praktisi kesehatan, produk maupun situs afiliasi (link) melalui portal ini.

Penyebab Gangguan Delusional (2)


Beberapa peneliti mengatakan bahwa gangguan delusional terutama disebabkan oleh genetika, bahwa gangguan ini bisa diturunkan. Yang lainnya mengatakan bahwa karena adanya kerusakan proses kognitif sehingga cara mereka melihat realita agak rusak dan tidak logis. Teori yang lain mengatakan bahwa orang bisa mengembangkan gangguan karena motivasi tertentu yang tidak tercapai atau sebagai cara melindungi ego. Sementara, Orrin Devinsky, peneliti dari NYU juga menemukan adanya kaitan antara luka pada lobus frontal otak dan sisi kanan otak juga bisa menimbulkan delusi.  

Gangguan delusional sementara bisa muncul pada para pecandu narkoba di bawah pengaruh narkoba. Namun juga narkoba bisa meninggalkan jejak dalam bentuk luka atau kematian sel-sel otak tertentu sehingga menimbulkan gangguan delusional yang juga bisa menjadi permanen.

Bilamana seseorang sudah mempunyai landasan kepribadian yang rapuh, maka gangguan delusional bisa menjadi cara bagi ego untuk mengatasi serangan terhadap diri. Misalnya, perasaan bahwa ia tidak pandai, bisa menimbulkan respons defensive yang mengakibatkan orang tersebut menjadi mudah curiga bahwa orang mengejek kebodohannya di belakangnya, bahwa orang akan menjatuhkannya, bahwa orang mengecilkan dirinya, dll. Trauma di masa kecil bisa juga berkembang di masa dewasa. Gejala awal mungkin termasuk perasaan dieksploitasi, mempertanyakan kepercayaan atau loyalitas teman-teman, kecenderungan salah menafsirkan makna ancaman, dendam yang berkepanjangan, dan ketidaksiapan menanggapi penghinaan yang dirasakan. 

Beberapa yang mempunyai resiko mengembangkan gangguan delusi adalah orang-orang dengan keadaan berikut:
 
- Usia paruh baya atau lansia

- Orang dengan kesulitan pendengaran

- Terisolir secara social

- Tinggal di tengah lingkungan yang asing (misalnya pengungsi, dll)

- Status ekonomi rendah

- Mempunyai gangguan kepribadian Paranoid, Schizoid dan Menghindar (Avoidant)

- Menggunakan narkoba jenis methamphetamine (shabu), LSD, dan hallucinogenik (penyebab halusinasi lainnya

Beberapa jenis tema waham: 

- Erotomanik: Penderita percaya bahwa orang lain, umumnya dengan status yang lebih tinggi,  jatuh cinta pada dirinya. Ia akan berupaya menghubungi obyek khayalannya lewat panggilan telepon, surat, atau menguntit. Penderita dengan subtipe ini mungkin akan berurusan dengan hukum karena perilakunya yang menguntit. 

- Grandiose: Waham jenis ini biasanya merupakan keyakinan palsu bahwa ia mempunyai nilai, kekuatan, kekuasaan, pengetahuan, yang lebih besar dari orang lain, atau bahwa ia terkait dengan orang terkenal atau bahkan orang yang dipuja, atau misalnya merupakan titisan raja atau dewa. Ia cenderung yakin bahwa mereka memiliki bakat besar atau telah membuat penemuan penting. Intinya merasa dirinya lebih besar dari sesungguhnya.

- Cemburu: Penderita percaya bahwa pasangan mereka tidak setia. Keyakinan ini didasarkan kesimpulan yang salah dan didukung dengan bukti yang meragukan. Mereka tak segan menggunakan serangan fisik pada musuh bayangannya. 

- Persecutory (perasaan dizolimi): Penderita percaya bahwa mereka (atau orang signifikan yang ada di lingkungannya) didozlimi dengan satu atau lain cara, sedang dimata-matai, fitnah, atau diganggu. Mereka mungkin akan berusaha mencari keadilan lewat jalur hukum dan mungkin juga melakukan kekerasan sebagai pembalasan atas penganiayaan yang dibayangkan. Hal yang paling sering terjadi adalah perasaan bahwa ada orang yang bermain ilmu hitam meski tidak ada alasan untuk itu. 

- Somatik: khayalan ini berhubungan dengan fungsi tubuh; misalnya, pasien percaya bahwa mereka memiliki kelainan fisik, bau, atau parasit. Misalnya, merasa bahwa tubuhnya kemasukan larva lalat karena ada lalat yang hinggap di tubuhnya. Dan ia merasa bahwa larva tersebut hidup di dalam tubuhnya dan mulai menggerogoti organ tubuhnya. 

 - Campuran: Penderita yang memiliki lebih dari satu jenis delusi yang tercantum di atas, namun tidak ada satupun jenis yang di atas yang lebih predominan.

 
Gangguan delusi biasanya tidak akan menyebabkan sakit parah atau perubahan kepribadian, namun gangguan delusi secara bertahap dapat terus berkembang jadi lebih buruk. Terlepas dari konsekuensi dari delusinya, penderita umumnya berperilaku biasa dan dapat bekerja secara normal.

Ada pula beberapa keyakinan budaya, yang mungkin di konteks budaya lain dianggap sebagai waham. Dan waham juga bisa terjadi di tingkat komunitas yang percaya bahwa keyakinannya jauh lebih superior dibandingkan kelompok lainnya. Dan sebagaimana terjadi di tingkat individu, keyakinan bisa teramat kuat sehingga bukti-bukti apapun tidak akan bisa diterima. Perlu diingat bahwa kesadaran diri atau kemampuan orang untuk melihat dirinya sendiri bisa terlumpuhkan oleh waham yang menjadi keyakinan butanya.
 
Pengobatan 

Perawatan bertujuan membangun hubungan terapis-pasien yang efektif dan untuk menangani komplikasi. Kurangnya pengertian adalah sebuah tantangan untuk pengobatan. 

Pengobatan jangka panjang berusaha untuk menggeser fokus delusi penderita ke hal-hal lain yang lebih konstruktif dan bermanfaat. Pengobatan dan Rawat inap mungkin diperlukan bila pasien dinilai berbahaya. (Joyce Djaelani Gordon)